Alur Transaksi penjualan antar persahaan (B2B)


Alur Transaksi Antar Perusahaan: Fondasi Kolaborasi dalam Dunia Bisnis

Dalam dunia bisnis modern, interaksi antar perusahaan atau Business to Business (B2B) merupakan pondasi penting yang mendukung kelancaran produksi, distribusi, dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Transaksi B2B tidak hanya melibatkan pertukaran barang dan jasa, tetapi juga sistem yang terstruktur, dokumentasi resmi, dan kepercayaan jangka panjang antara dua entitas bisnis. Untuk itu, pemahaman mengenai alur transaksi antar perusahaan menjadi kunci dalam membangun kerja sama yang sehat dan efisien.
Pada umumnya alur Transaksi antar perusahaan bisa dilakukan dengan dua cara yaitu secara tunai dan secara kredit

Alur transaksi antar perusahaan umumnya dimulai dari adanya kebutuhan dari satu pihak, biasanya disebut pembeli. Perusahaan pembeli akan mengirimkan permintaan atau purchase order secara tertulis kepada penjual. Dokumen ini memuat informasi penting seperti jenis barang, jumlah, harga, serta syarat dan waktu pengiriman.

Setelah menerima dan meninjau permintaan tersebut, penjual mengonfirmasi ketersediaan produk dan menyetujui syarat transaksi. Konfirmasi ini seringkali disertai dengan penerbitan faktur proforma atau kontrak kerja sama. Kesepakatan formal ini menjadi acuan dalam pelaksanaan pengiriman barang atau penyediaan jasa.

Langkah berikutnya adalah proses pemenuhan pesanan, di mana penjual melakukan pengiriman barang atau layanan sesuai dengan kesepakatan. Penyerahan ini didukung oleh dokumen pengiriman seperti surat jalan dan faktur resmi. Di sinilah pentingnya kejelasan dokumentasi, karena menjadi dasar pencatatan akuntansi dan pelaporan bagi kedua perusahaan.

Setelah barang diterima, tergantung pada metode pembayaran yang disepakati (tunai atau kredit), pembeli akan melakukan pelunasan. Pembayaran bisa dilakukan secara langsung ataupun dalam tempo waktu tertentu. Penjual kemudian mencatat transaksi sebagai pendapatan, sementara pembeli mencatat sebagai beban usaha.

Terakhir, kedua belah pihak melakukan pelaporan dan rekonsiliasi keuangan secara internal. Tahapan ini penting untuk mengevaluasi efisiensi kerja sama dan mendukung pengambilan keputusan bisnis ke depan.




Diagram alur penjualan tunai antar persusahaan

[1] Permintaan/Pemesanan dari Pembeli

      ⬇

[2] Konfirmasi Penjual & Penandatanganan Kesepakatan/Kontrak

      ⬇

[3] Pengiriman Barang / Pemberian Jasa

   (dilengkapi dengan surat jalan & Nota (Tunai) faktur /invoice (Kredit))

      ⬇

[4] Penerimaan Barang oleh Pembeli

   (dilakukan pengecekan kuantitas & kualitas)

      ⬇

[5] Pembayaran

   (tunai langsung atau kredit sesuai kesepakatan)

      ⬇

[6] Pencatatan Akuntansi & Pelaporan Keuangan


Contoh Kasus nyata : Penjualan Banner oleh Percetakan ke EO

  1. Pemesanan PT EventGemilang memesan 100 banner promosi ke CV WarnaCitra (percetakan) melalui email dan mengirimkan Purchase Order (PO) resmi.

  2. Konfirmasi dan Persetujuan CV WarnaCitra menyetujui pesanan dan mengirimkan faktur proforma. Kedua pihak sepakat harga Rp5.000.000, dengan pembayaran tunai sebelum pengiriman.

  3. Produksi & Pengiriman Percetakan memproduksi banner dalam 2 hari, kemudian mengirimkan menggunakan jasa kurir, disertai:

    • Surat Jalan

    • Faktur Final

  4. Pembayaran Sebelum banner dikirim, PT EventGemilang melakukan transfer via bank dan mengirimkan bukti pembayaran kepada CV WarnaCitra.

  5. Penerimaan & Pemeriksaan PT EventGemilang menerima barang dan memeriksa kualitas. Tidak ada kerusakan, jadi transaksi dianggap selesai.

  6. Pencatatan Akuntansi Masing-masing perusahaan mencatat:

    • CV WarnaCitra: Pendapatan tunai sebesar Rp5.000.000

    • PT EventGemilang: Biaya promosi sebesar Rp5.000.000

Pelaporan Internal Data transaksi dimasukkan ke laporan keuangan masing-masing untuk analisis bulanan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Administrasi (pengertian, Fungsi dan penerapan)

Verifikasi Transaksi

KLASIFIKASI TRANSAKSI